B Ayat-ayat Komunikasi dan Terjemahnya dengan Term Qaulan 1. Qulan Sadi>dan (perkataan yang benar, tepat) a. Surat an-Nisa>’ ayat 9. -orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah
Sebagaipertimbangan, simak beberapa prospek kerja komunikasi penyiaran Islam berikut: 1. Wartawan Atau Reporter. Kamu tentu sudah mengenal profesi satu ini. Wartawan merupakan orang yang bekerja mencari berita dan menuliskannya. Wartawan memiliki gaji cukup besar, setidaknya Kamu akan mendapatkan sekitar Rp 3 juta per bulan, bahkan lebih.
Menjengukanak kecil Kitab Sakit. Telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Minhal telah menceritakan kepada kami Syu'bah dia berkata; telah. Warisan anak perempuan Kitab Fara`idl. mengenai seseorang yang wafat dan meninggalkan anak perempuan dan saudara perempuannya. maka dia memberi anak perempuannya separoh dan saudara perempuannya.
KetuaUmum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku akhir-akhir ini Demokrat cukup intens untuk berkomunikasi dengan PKS dan Partai NasDem. Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Jumat (5/8/2022). (AKURAT.CO/Oktaviani)
Apabilaada suatu kebutuhan tentang dunia, pasti komunikasi mendapatkan perhatian. Komunikasi mampu membantu manusia untuk menjadi kompeten dan adaptif. Kata Kunci: Shalat, komunikasi Transendental. Hadits Qudsi. Keywords. Shalat, komunikasi Transendental, Hadits Qudsi. Full Text: PDF. References. Abu Bakar Jabir Al-Jaza’iri, 2009
Dalilhadis tentang ibadah haji telah dirangkum oleh Syaikh Sa’id bin Abdul Qadir Salim Basyanfar dama kitabnya Al-Mughnie. Berikut 10 diantara sekian banyak dalil tentang ibdah haji tersebut: Dalil hadis tentang ibadah haji. Dari sahabat Abu Hurairah ra Rasulullah SAW pernah ditanya, “Amal-amal apa sajakah yang paling utama? Beliau
KumpulanHadits Tentang Akhlak Tercela. Rp 10.700. Sinopsis: Manusia sebagai makluk sosial memerlukan orang lain untuk saling membantu. Kita harus selalu baik, tolong-menolong, rukun, dan damai dengan orang lain. Untuk mewujudkan hal
Selainitu ada juga dalil Hadits dan Al Quran tentang bekerja. Bekerja berarti berusaha mencari keridhaan Allah untuk mendapatkan rezeki yang halal. Dalam Islam bekerja termasuk ibadah. Kita juga
Bismillahirrahmaanirrahiem Kali ini kami akan menginformasikan mengenai hadits tentang shaum tasua asyuro. Shaum tasua asyuro merupakan salah satu Sunnah Rasulullah SAW yang dilaksanakan pada tanggal 9 dan 10 bulan Muharram pada kalendar hijriyah setiap tahunnya.. Hadits Anjuran Shaum Tasua Asyuro. Dalam al-Maushu’ah Al-fiqhiyah dijelaskan bahwa at
KOMUNIKASIBERDASARKAN HADITS Komunikasi memang menyentuh semua aspek kehidupan bermasyarakat, atau sebaliknya semua aspek kehidupan masyarakat menyentuh komunikasi justru itu orang melukiskan komunikasi sebagai ubiquitous atau serba hadir. Artinya komunikasi berada di manapun dan kapanpun juga. Adapun tentang mendatangi undangan,
. Komunikasi adalah suatu proses aksi, interaksi manusia yang berlangsung secara berkesinambungan. Untuk itu seseorang yang menyampaikan suatu pesan tertentu saja memerlukan pihak lain sebagai penerima pesan tadi. Oleh karena itu, dalam proses komunikasi paling sedikit memerlukan adanya unsur orang yang menyampaikan dan orang yang menerima pesan. Pada prinsipnya, proses komunikasi dalam keluarga mengharapkan nilai yang baik, yakni terciptanya kehidupan keluarga bahagia, di mana para anggotanya terjalin hubungan yang erat di atas landasan kebersamaan, senasib dan sepenanggungan. Secara praktis-aplikasi, al-Qur`an menawarkan metode yang tepat dalam komunikasi, yaitu dengan cara bijaksana hikmah, nasihat yang baik al-Mauidzah al-Hasanah dan berdiskusi yang baik al-Mujadalah. Ketiga cara ini merupakan etika komunikasi berdasarkan al-Qur`an yang dapat diterapkan sesuai dengan watak dan kemampuan komunikator dan komunikan. Nilai komunikasi dalam keluarga dapat di kelompokkan ke dalam beberapa segi, antara lain adalah musyawarah, pendidikan, sosial-budaya serta agama dan pendidikan. To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the has not been able to resolve any citations for this publication. Tabrani. ZAEducation is a vicious circle phenomenon, which we can not go out with just rely on one approach is diachronic. Moreover, the Islamic education that still has a serious problem faced by most of the drafter of Islamic education is the ability to understand the low level of Islamic education as a “science” and Islamic education as an “educational institution”. The existence of Islamic education and also should be able to provide a solution to various problems and development needs of the people. Thus, finding new formats in the dynamics of Islamic education is a necessity to help humanity. Here the author tries to describe Islamic education with a combination approach that the synchronic diachronic history of the social sciences, namely sociology and anthropology to bring its characteristics and also the characters. As well as the last author tries to provide an alternative-solution-based approach should be used to study the future of Islamic education. Saifullah IdrisDemocracy is not only used as a political tool or instrument, but it can also be used in a broader context as a concept which projects ideal fundamental values and ways of life that have historical significance, which need to be inherited into education. Islamic education, so far, has paid attention only to the normative-theological territory alone, and ignored the socio-historical dimension. Thus, there is a need for a richer and more critical view on the issue. This study aimed to shed light on the viability of the concept of the internalization of John Dewey’s democratic values and to examine the relevance of his thought. This study used the text interpretation or hermeneutics approach employing descriptive, synthesis-analysis, and eclectic methods. The findings show that the internalization could be done through impulse, experience, communication and action. The findings also show that the relevance of John Dewey’s thoughts to the development of Islamic education could be established in the following aspects the development of the basic philosophy of Islamic education, the development of the role of human in Islamic education, and the development of an Islamic education-based & AnwarSince in 1976, sociology officially became one of the subjects taught in senior high school programs throughout Indonesia. There are still several major problems in teaching it in particular the lack of locally relevant teaching materials and the lack of teachers with a background in sociology. The aim of this study is to find better ways for the teaching of sociology and for students to learn the principles of sociology and to find the best of teaching materials available for constructing a better paradigm for character education and also to identify the various barriers and difficulties inhibiting the provision of highly successful character education through the study of sociology. Most of the results showed that in teaching sociology in Banda Aceh the implementation of teaching character based on local wisdom has major problems and obstacles. In particular the standardized national education program ending with standardized national final examinations emphasizes rote learning unrelated to the real life of the students. This raises contradictions because the centrally prepared material makes it difficult to introduce local indigenous values, culture and is part of research result from a thesis which is submitted to Flinders University South Australia. This is a study about the Acehnese dayah salafi and its recent change and development, both in general and in the light of messages from the government about the need for standardisation and regulation of the studies of these Islamic educational institutions. Through a qualitative case study of a purposively selected dayah salafi in Aceh province, Indonesia, this research tried to find how standardising or regulating might affect dayah salafi and their teaching activity. The result is perhaps a kind of snapshot of the current moving situation. To get a variety of views for this research, data were collected, using semi-structured interviews, from various dayah salafi people, from a government departmental officer and from a senior Islamic educational researcher. The research also used other sources of data such as general observation and documents related to this BuseriIslamic education including socio-humanistic category that can be developed from its epistemology. Education reforms are absolutely necessary because there has been a weakness of good educational philosophy, theory and operations, with the main focus is the reform of insight. This paper examines the epistemological aspects of Islam as a basic step on education reform governance scheme Islamic thought as Theo anthropocentric, appreciate sensory empirical truth, logic, ethics, and transcendental. Application of this epistemology appropriately be able to overcome the problems of education weaknesses. Results of research paper put forward some Islamic education reform paradigm involves understanding the Islamic system; True intentions as a basic motivation; aware of the position of truth, goodness and beauty; embedded core value of the Divine as well as the characteristics of Islamic education; live up to the family as the initial source of truth; develop the total and holistic personality; and the implementation of the Divine in education has been born since fourteen centuries ago, the same age as the birth of Islam conveyed by the Prophet Muhammad SAW. Over time, the hadits is now available in a variety of books, in fiqh, tafsir, sirah, morals, article on Islamic studies, even various electronic media. Therefore it could be prophetic narrations it will experience a shift in the text or oversight in the quote. Consequently misuse or forgery wide open function. Posts wants to reveal how someone who was about to conduct a search of a hadits that the origin can be ascertained the validity of the hadits, is it true of the words of the Prophet Muhammad SAW or not, whether he is qualified valid or weak, whether he is there in the book of hadits collection or not. Necessary to determine their authenticity and tracking system that measure can be taken by the reviewer. This article aims to give a simple direction in order to ward off some of the assumptions that lead to the negative charges of the hadits, that hadits it is completely free of accusations-accusations that lead to disputes and Mahnaz FaruqiThis paper presents a discussion regarding the role that Muslim scholars played in the development of scientific thinking in the Middle Ages. It argues that the Muslims were not just the preservers of the ancient and Greek knowledge, but that they contributed original works to the different fields of science. They were inspired by the Islamic view of nature that is, mankind had a duty to 'study nature in order to discover God and to use nature for the benefit of mankind'. This knowledge was transferred to Western Europe and subsequently played an important role in revitalising a climate of learning and exploration in Europe, leading to the Renaissance in the sixteenth and seventeenth A. DeVitoTextbook authors have the responsibility to present a complete and accurate account of a specific discipline. In the field of interpersonal communication, intrapersonal communication is of great importance. Textbooks tend to take two approaches to intrapersonal communication. One approach treats intrapersonal communication as essentially the same as interpersonal communication except that the sender and receiver are the same. The other treats intrapersonal communication as an element of personality improvement. The most effective treatment of intrapersonal communication in interpersonal communication texts will derive from a judicious blending of the two approaches. A model of intrapersonal communication might begin with the notion that from infancy, one's earliest communications are more intrapersonal than interpersonal. As one becomes socially mature, the focus becomes more interpersonal or sociological, and as intimate relationships develop, interpersonal relationships begin to resemble intrapersonal relationships. Intrapersonal communication is an area to which much greater attention must be given by researchers and theorists so that textbook writers will have a firm base on which to draw. Further, interpersonal communication textbook authors need to devote more attention to intrapersonal communication. SRTSyeikh Al-MaraghiMustafaAl-Maraghi, Syeikh Mustafa 1993, Tafsir al- Maraghi, Terj. Bahrun Abu Bakar, dkk, Semarang Toha Putra, jilid V, Juz Ilmu Komunikasi Edisi RevisiHafid CangaraCangara, Hafid. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Revisi. Jakarta Raja Garfindo Antarmanusia Tangerang SelatanJoseph A DevitoDevito, Joseph A. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Tangerang Selatan KARISMA Publishing Group Djamarah, Syaiful Bahri. 2004. Pola Komunikasi Orangtua & Anak Dalam Keluarga. Jakarta Rineka Cipta,Ilmu Teori dan Filsafat KomunikasiOnong EffendyUchjanaEffendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung PT Citra Aditya Orangtua Efektif. Jakarta Gramedia Pustaka UtamaThomas GordonGordon, Thomas. 1999. Menjadi Orangtua Efektif. Jakarta Gramedia Pustaka UtamaY S GunadiGunadi, YS. 1998, Himpunan Istilah Komunikasi, Jakarta dan Kebijaksanaan Pendidikan IslamHamkaHamka 1984, Prinsip dan Kebijaksanaan Pendidikan Islam, Jakarta Panji Perkembangan Suatu pengantar sepanjang rentang kehidupan edisi vE HurlockHurlock, 2008. Psikologi Perkembangan Suatu pengantar sepanjang rentang kehidupan edisi v. Jakarta Penelitian suatu pendekatan proposalMardalisMardalis. 2006. Metode Penelitian suatu pendekatan proposal. Jakarta Bumi Penelitian KualitatifL J MoelongMoelong, 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung Remaja Komunikasi Suatu PengantarDedy MulyanaMulyana, Dedy. 2003. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung. Remaja Penelitian Komunikasi. Bandung Remaja RosdakaryaJalaluddin RakhmatRakhmat, Jalaluddin. 2009. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung Remaja data kualitatif; buku sumber tentang metode-metode baru The Internalization of Democratic Values into Education and Their Relevance to Islamic Education Development Synthetic, Analytic, and Eclectic Implementation of John Dewey's Thoughts Advanced Science LettersRohidiB Tjetjep Rohendi MatthewMilesPenerjemah Tjetjep Rohendi RohidiJakartaRohidi. Tjetjep Rohendi. 1992 Analisis data kualitatif; buku sumber tentang metode-metode baru; Matthew B. Miles; penerjemah Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta UI Press Saifullah. 2015. The Internalization of Democratic Values into Education and Their Relevance to Islamic Education Development Synthetic, Analytic, and Eclectic Implementation of John Dewey's Thoughts. Advanced Science Letters, Journal of Computational and Theoretical Nanoscience, 21 7, pp. 2301-2304, DOI Kualitatif, dasardasar dan aplikasiSapiah FaisalSapiah Faisal. 1990. Penelitian Kualitatif, dasardasar dan aplikasi. Malang YA3 MalangManajemen Pendidikan Islam Latar Belakang Kenakalan RemajaA ShalehB RosyadShaleh, A. Rosyad 1977, Manajemen Pendidikan Islam, Jakarta Bulan Bintang Simandjuntak, B. 1984. Latar Belakang Kenakalan Remaja. Bandung Management and the Implications to Quality of Learning A Study About Classroom Climate at SEMINAR PROCEEDINGS Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh 68 Madrasah Aliyah in Aceh, IndonesiaSulaimanSulaiman. 2015. Classroom Management and the Implications to Quality of Learning A Study About Classroom Climate at SEMINAR PROCEEDINGS Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh 68 Madrasah Aliyah in Aceh, Indonesia. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 3 3, p. 431-440, DOI Interpersonal. Edisi PertamaSuranto AwSuranto Aw. 2011. Komunikasi Interpersonal. Edisi Pertama Yogyakarta Graha Tradition and Islamic School in IndonesiaCharlene TanTan, Charlene. 2015. Educative Tradition and Islamic School in Indonesia. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 3 3, p. 441-450. DOI Perkembangan Anak Dan RemajaSyamsu L N YusufM PdYusuf, Syamsu L. N., M. Pd. 2001. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung. Remaja Belakang Kenakalan RemajaB SimandjuntakSimandjuntak, B. 1984. Latar Belakang Kenakalan Remaja. Bandung data kualitatif; buku sumber tentang metode-metode baru; Matthew B. Miles; penerjemah Tjetjep Rohendi RohidiTjetjep RohidiRohendiRohidi. Tjetjep Rohendi. 1992 Analisis data kualitatif; buku sumber tentang metode-metode baru; Matthew B. Miles; penerjemah Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta UI PressInterpersonal Communication BookJ A DevitoDevito, 2005. Interpersonal Communication Book. New York. Hunter College Of The City University Of New Antarmanusia. Tangerang Selatan KARISMA Publishing Group Djamarah, Syaiful BahriJoseph A DevitoDevito, Joseph A. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Tangerang Selatan KARISMA Publishing Group Djamarah, Syaiful Bahri. 2004. Pola Komunikasi Orangtua & Anak Dalam Keluarga. Jakarta Rineka Cipta,Psikologi Praktis Anak, Remaja dan KeluargaSinggih GunarsaGunarsa, Singgih, D. 2001. Psikologi Praktis Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta M HardjanaHardjana, 2003 Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta of Moral Education Teacher to Enrich Character EducationMohd. Zailani Mohd Yusoff & Aswati Hamzah. 2015. Direction of Moral Education Teacher to Enrich Character Education. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 3 1, p. 119-132, DOI data kualitatif; buku sumber tentang metode-metode baruRohidiTjetjep RohendiRohidi. Tjetjep Rohendi. 1992 Analisis data kualitatif; buku sumber tentang metode-metode baru;Psikologi Komunikasi Remaja. Jakarta Raja Grafindo PersadaSarlito SarwonoWirawanSarwono, Sarlito Wirawan. 2006. Psikologi Komunikasi Remaja. Jakarta Raja Grafindo Pendidikan IslamA ShalehRosyadShaleh, A. Rosyad 1977, Manajemen Pendidikan Islam, Jakarta Bulan Bintang Simandjuntak, B. 1984. Latar Belakang Kenakalan Remaja. Bandung Management and the Implications to Quality of Learning A Study About Classroom Climate at Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh 68SulaimanSulaiman. 2015. Classroom Management and the Implications to Quality of Learning A Study About Classroom Climate at Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh 68Teaching Model of Learning English Writing at UniversityMuhammad UsmanUsman, Muhammad. 2015. Teaching Model of Learning English Writing at University. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 3 3, p. 441-450. DOI Keluarga dan Narkotika Tinjauan Sosial PsikologisD YatimDan IrwantoYatim, dan Irwanto. 1991. Kepribadian, Keluarga dan Narkotika Tinjauan Sosial Psikologis. Jakarta Arcan.
Source makhluk sosial, manusia selalu berhubungan dengan orang lain dalam kehidupannya. Salah satu cara untuk berhubungan adalah dengan berkomunikasi. Komunikasi merupakan proses untuk menyampaikan pesan dari satu orang ke orang lainnya melalui berbagai media seperti lisan, tulisan, dan gerakan tidak semua orang mampu berkomunikasi dengan baik dan benar. Beberapa orang seringkali menggunakan bahasa yang kasar, menyela pembicaraan, atau bahkan tidak mendengarkan lawan bicara dengan baik. Padahal, adab berbicara sangat penting untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang Islam, terdapat banyak hadits yang membahas tentang komunikasi. Hadits-hadits tersebut memberikan petunjuk dan pedoman bagi umat Islam untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Berikut adalah beberapa hadits tentang komunikasi yang perlu kita satu hadits yang membahas tentang pentingnya berbicara yang baik adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW bersabda,“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah dia berkata-kata yang baik atau diam.”Hadits ini mengajarkan kepada kita bahwa sebagai seorang muslim, kita harus berbicara dengan baik dan benar. Kita tidak boleh menggunakan bahasa yang kasar atau menyakiti perasaan orang lain. Jika tidak mampu berkata-kata yang baik, lebih baik diam daripada berbicara dengan bahasa yang tidak Hadits tentang Pentingnya Mendengarkan dengan BaikSource pentingnya berbicara dengan baik, hadits-hadits tentang komunikasi juga menekankan pentingnya mendengarkan dengan baik. Salah satu hadits yang membahas tentang hal ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik. Dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW bersabda,“Janganlah kamu membelakangi temanmu ketika ia berbicara dan janganlah kamu berjalan meninggalkannya.”Hadits ini mengajarkan kepada kita untuk tidak membelakangi atau meninggalkan teman ketika dia sedang berbicara. Kita harus memberikan perhatian penuh pada lawan bicara kita sehingga kita dapat memahami pesan yang disampaikan dengan Hadits tentang Bahaya Berbicara yang Tidak BaikSource hadits-hadits tentang komunikasi juga mengingatkan kita tentang bahaya berbicara yang tidak baik. Salah satu hadits yang membahas tentang hal ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW bersabda,“Barangsiapa yang meyakini Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia berkata-kata yang baik atau diam. Dan barangsiapa yang meyakini Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya.”Hadits ini mengajarkan kepada kita untuk tidak hanya berkata-kata yang baik, namun juga untuk memuliakan tetangga kita. Kita tidak boleh menyakiti perasaan tetangga kita dengan berkata-kata yang tidak baik atau melakukan tindakan yang merugikan Hadits tentang Bahaya Fitnah dan GhibahSource tentang komunikasi juga mengingatkan kita tentang bahaya fitnah dan ghibah. Salah satu hadits yang membahas tentang hal ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW bersabda,“Tahukah kalian apa itu ghibah? Ghibah adalah menyebutkan sesuatu tentang saudaramu yang dia tidak suka didengar.”Hadits ini mengajarkan kepada kita tentang bahaya ghibah dan fitnah. Kita harus berhati-hati dalam berbicara dan tidak menyebarkan informasi yang tidak benar atau merugikan orang Hadits tentang Keutamaan Orang yang Berbicara dengan BaikSource hadits-hadits tentang komunikasi juga mengajarkan tentang keutamaan orang yang berbicara dengan baik. Salah satu hadits yang membahas tentang hal ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW bersabda,“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia berkata-kata yang baik atau diam.”Hadits ini mengajarkan kepada kita bahwa orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir akan selalu berbicara dengan baik. Orang seperti ini akan selalu dihormati dan dihargai oleh orang lain karena cara mereka yang berbicara yang sopan dan tentang komunikasi mengajarkan kepada kita tentang pentingnya berbicara dengan baik dan benar, mendengarkan dengan baik, dan menghindari bahaya fitnah dan ghibah. Dengan mengikuti petunjuk dan pedoman dari hadits-hadits tersebut, kita dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang lain dan menjadi manusia yang lebih baik dari hari ke mari kita terapkan adab berbicara dalam kehidupan sehari-hari dan berusaha untuk selalu berbicara dengan baik dan benar. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. video of Hadits tentang Komunikasi Mengenal Pentingnya Adab Berbicara
Komunikasi adalah salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan. Dalam Islam, terdapat banyak hadits yang mengajarkan bagaimana seharusnya berkomunikasi dengan baik dan benar. Dalam artikel ini, akan dijelaskan 10 hadits tentang komunikasi yang patut diketahui oleh setiap Berbicara yang Menjaga tutur Menjaga intonasi2. Berbicara sesuai Jangan Menghindari ghibah3. Mendengarkan dengan Memberi perhatian saat orang lain Menghindari mengomentari selagi orang lain berbicara4. Menebar kebaikan dalam Menebar Memberi ucapan yang baik5. Menjaga privasi orang Menjaga rahasia orang Tidak menyebarluaskan informasi yang tidak benar6. Menghindari debat yang tidak Menghindari debat yang tidak Menghargai perbedaan pendapat7. Menghindari ucapan yang Menghindari ucapan yang Menghindari kata-kata yang merendahkan orang lain8. Menghormati orang yang lebih Menghormati orang yang lebih Menghargai pengalaman orang yang lebih tua9. Tidak memaksakan Tidak memaksakan kehendak pada orang Menghargai keputusan orang lain10. Menjauhi Menghindari Menjauhi orang yang suka berfitnah KesimpulanFAQ1. Apa saja hadits tentang komunikasi?2. Mengapa komunikasi penting dalam Islam?3. Bagaimana cara berkomunikasi yang baik dalam Islam?1. Berbicara yang baikRasulullah SAW pernah bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata-kata yang baik atau dia diam.” HR. Bukhari. Menjaga tutur kataPada saat berbicara sebaiknya kita menjaga tutur kata dan tidak menggunakan kata-kata kasar atau merendahkan orang lain. Hal ini akan membuat orang lain merasa nyaman dan menghargai Menjaga intonasiSelain menjaga tutur kata, kita juga harus menjaga intonasi saat berbicara. Hindari teriakan atau nada suara yang tinggi karena dapat membuat orang lain merasa tidak Berbicara sesuai kebenaranRasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya kebenaran membimbing menuju kebaikan dan kebaikan membimbing menuju surga.” HR. Bukhari. Jangan berbohongSaat berbicara, kita sebaiknya tidak berbohong. Karena berbohong dapat merusak hubungan dengan orang lain dan juga dapat merusak citra diri kita Menghindari ghibahSelain tidak berbohong, kita juga sebaiknya tidak mengatakan hal-hal yang tidak benar tentang orang lain atau melakukan ghibah. Karena hal ini dapat merusak hubungan dengan orang yang digosipkan dan juga dapat merusak citra diri kita Mendengarkan dengan baikRasulullah SAW pernah bersabda, “Barangsiapa yang mendengarkan perkataan dua orang yang saling mencintai, maka Allah akan menjadikan hatinya penuh cinta.” HR. Tirmidzi. Memberi perhatian saat orang lain berbicaraSaat orang lain berbicara, kita sebaiknya memberikan perhatian penuh dan tidak terganggu oleh hal lain seperti gadget atau kegiatan lainnya. Hal ini akan membuat orang lain merasa dihargai dan lebih nyaman saat berbicara dengan Menghindari mengomentari selagi orang lain berbicaraSaat orang lain berbicara, kita sebaiknya tidak mengomentari apa yang dikatakan orang tersebut selagi ia masih berbicara. Kita harus menunggu sampai ia selesai berbicara terlebih Menebar kebaikan dalam berkomunikasiRasulullah SAW pernah bersabda, “Mudah-mudahan Allah memberikan kebaikan bagimu dari setiap orang yang memandangmu, mendengarmu, dan melihatmu.” HR. Abu Daud. Menebar senyumSaat berbicara, kita sebaiknya menebarkan senyum kepada orang lain. Hal ini dapat membuat orang lain merasa nyaman dan lebih dekat dengan Memberi ucapan yang baikSaat berbicara, kita sebaiknya memberikan ucapan yang baik dan sopan kepada orang lain. Hal ini akan membuat orang lain merasa dihargai dan memberikan kesan positif terhadap Menjaga privasi orang lainRasulullah SAW pernah bersabda, “Barangsiapa yang menutupi aib saudaranya di dunia, maka Allah akan menutupinya di akhirat.” HR. Muslim. Menjaga rahasia orang lainKetika orang lain mempercayakan sesuatu kepada kita, maka kita sebaiknya menjaga rahasia tersebut dan tidak mengungkapkannya kepada orang lain tanpa seizin orang yang Tidak menyebarluaskan informasi yang tidak benarKita sebaiknya tidak menyebarluaskan informasi yang tidak benar tentang orang lain. Hal ini dapat merusak citra orang yang bersangkutan dan juga dapat merusak hubungan dengan orang Menghindari debat yang tidak perluRasulullah SAW pernah bersabda, “Barangsiapa yang meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat, maka Allah akan memberinya pahala.” HR. Tirmidzi. Menghindari debat yang tidak perluSaat berbicara, kita sebaiknya menghindari debat yang tidak perlu karena dapat membuang-buang waktu dan energi. Sebaiknya kita fokus pada hal-hal yang bermanfaat dan Menghargai perbedaan pendapatSaat berbicara dengan orang lain, kita sebaiknya menghargai perbedaan pendapat yang ada. Kita tidak harus selalu memiliki pendapat yang sama dengan orang lain dan sebaiknya kita bisa saling menghargai pendapat yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata-kata yang baik atau dia diam.” HR. Bukhari.2“Sesungguhnya kebenaran membimbing menuju kebaikan dan kebaikan membimbing menuju surga.” HR. Bukhari.3“Barangsiapa yang mendengarkan perkataan dua orang yang saling mencintai, maka Allah akan menjadikan hatinya penuh cinta.” HR. Tirmidzi.4“Mudah-mudahan Allah memberikan kebaikan bagimu dari setiap orang yang memandangmu, mendengarmu, dan melihatmu.” HR. Abu Daud.5“Barangsiapa yang menutupi aib saudaranya di dunia, maka Allah akan menutupinya di akhirat.” HR. Muslim.6“Barangsiapa yang meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat, maka Allah akan memberinya pahala.” HR. Tirmidzi.7. Menghindari ucapan yang kasarRasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling dicintai oleh Allah SWT adalah yang paling baik budi pekertinya dan yang paling manfaatnya bagi manusia.” HR. Ahmad. Menghindari ucapan yang kasarSaat berbicara dengan orang lain, kita sebaiknya menghindari ucapan yang kasar. Kita harus berbicara dengan sopan agar orang lain merasa nyaman dan menghargai Menghindari kata-kata yang merendahkan orang lainKita sebaiknya menghindari kata-kata yang merendahkan orang lain karena dapat membuat orang tersebut merasa tersinggung dan tidak nyaman saat berbicara dengan Menghormati orang yang lebih tuaRasulullah SAW pernah bersabda, “Barangsiapa yang tidak menghormati orang yang lebih tua dari dirinya, dan tidak mengasihi orang yang lebih muda darinya, maka bukanlah termasuk dari golongan kami.” HR. Abu Daud. Menghormati orang yang lebih tuaSaat berbicara dengan orang yang lebih tua, kita sebaiknya menghormati dan menghargai mereka. Kita sebaiknya memperlakukan mereka dengan baik dan Menghargai pengalaman orang yang lebih tuaOrang yang lebih tua umumnya memiliki pengalaman yang lebih banyak daripada kita. Kita sebaiknya menghargai pengalaman mereka dan memperhatikan saran atau masukan yang mereka berikan saat berbicara dengan Tidak memaksakan kehendakRasulullah SAW pernah bersabda, “Tidak ada yang lebih baik daripada memperbanyak lisan dalam berdzikir kepada Allah SWT dan tidak ada yang lebih buruk daripada banyaknya mempergunakan lisan untuk berbicara yang sia-sia.” HR. Tirmidzi. Tidak memaksakan kehendak pada orang lainSaat berbicara dengan orang lain, kita sebaiknya tidak memaksakan kehendak pada orang lain. Kita harus memahami bahwa setiap orang memiliki pendapat dan cara pandang yang Menghargai keputusan orang lainOrang lain memiliki hak untuk membuat keputusan sendiri. Kita sebaiknya menghargai keputusan tersebut dan tidak memaksakan pendapat kita pada orang Menjauhi fitnahRasulullah SAW pernah bersabda, “Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain. Karena itu, janganlah berbuat zalim terhadap saudaramu dan janganlah menyerahkannya kepada musuh-musuhnya.” HR. Muslim. Menghindari fitnahKita sebaiknya menghindari fitnah dan tidak mengatakan hal-hal yang dapat merugikan orang lain. Kita harus memperhatikan kata-kata kita ketika berbicara karena dapat mempengaruhi hubungan dengan orang Menjauhi orang yang suka berfitnahKita sebaiknya menjauhi orang yang suka berfitnah dan tidak mengikutinya. Kita harus memilih teman yang baik dan memiliki akhlak yang mulia agar kita juga terpengaruh oleh akhlak mereka. KesimpulanDalam Islam, komunikasi dianggap sebagai hal yang sangat penting. Dalam artikel ini, telah dijelaskan 10 hadits tentang komunikasi yang patut diketahui oleh setiap muslim. Diantaranya adalah berbicara dengan baik dan sesuai kebenaran, mendengarkan dengan baik, menebar kebaikan dalam berkomunikasi, menjaga privasi orang lain, menghindari debat yang tidak perlu, menghindari ucapan yang kasar, menghormati orang yang lebih tua, tidak memaksakan kehendak, dan menjauhi Apa saja hadits tentang komunikasi?Ada banyak hadits tentang komunikasi dalam Islam. Namun, dalam artikel ini dijelaskan 10 hadits tentang komunikasi yang patut diketahui oleh setiap Mengapa komunikasi penting dalam Islam?Komunikasi penting dalam Islam karena dapat mempengaruhi hubungan dengan Allah SWT dan juga dengan sesama manusia. Islam mengajarkan untuk berkomunikasi dengan baik dan benar agar kita dapat memperoleh keberkahan dari Allah SWT dan juga menjalin hubungan yang baik dengan orang Bagaimana cara berkomunikasi yang baik dalam Islam?Cara berkomunikasi yang baik dalam Islam adalah dengan berbicara yang baik dan sesuai kebenaran, mendengarkan dengan baik, menebar kebaikan dalam berkomunikasi, menjaga privasi orang lain, menghindari debat yang tidak perlu, menghindari ucapan yang kasar, menghormati orang yang lebih tua, tidak memaksakan kehend
Abstract Communication is requirement of the human being. Everyone could not life without it. Neverthelles it has constructed healthy. Therefore. the prophet Muhammad trough hadits ordered the all moslems about it healthy communication with whoever. Among others, he ordered them to be honest, to use a good language and to use an appropriate diction in the communication process. He forbade hardly all unhealthy communication patterns. Becouse its able to demage communication partners.
Abstract ; Konsep tentang komunikasi tidak hanya berkaitan dengan masalah cara berbicara efektif saja melainkan juga etika bicara. Semenjak memasuki era reformasi, masyarakat Indonesia berada dalam suasana euforia, bebas bicara tentang apa saja, terhadap siapapun, dengan cara bagaimanapun. Al-Qur'an menyebut komunikasi sebagai salah satu fitrah manusia. Untuk mengetahui bagaimana manusia seharusya berkomunikasi. Al-Qur'an memberikan kata kunci keyconcept yag berhubungan dengan hal itu. Al-Syaukani, misalnya mengartikan kata kunci al-bayan sebagai kemampuan berkomunikasi. Selain itu, kata kunci yang dipergunakan Al-Qur'an untuk komunikasi ialah al-qaul. Demokrasi yang melegitimasi terdapatnya keragaman pluralitas tentu harus dipraktikkan ke ranah politik dan kekuasaan. Untuk itu dibutuhkan alat untuk mengantarkan terjadinya proses tawar dan konsensus di antara komponen sosial politik yang ada. Instrumen tersebut adalah komunikasi politik. Etika politik diperlukan secara kontinu dalam proses komunikasi politik di tengah transisi demokrasi saat ini di mana etika politik mengarahkan ke hidup baik bersama dan untuk orang lain dalam kerangka memperluas lingkup kebebasan dan menciptakan institusi-institusi yang lebih adil. Barangkali bisa dipahami dengan komunikasi politik yang beretika maka nilai-nilai demokrasi tetap dikedepankan serta mereka akan menjaga komitmen untuk mengutamakan kepentingan publik. Perintah berkata dalam Al-Qur'an dan hadis menjadi sebuah indikasi wajibnya bagi muslim mengaplikasikan sifat kejujuran dan perkataan benar yang dalam konsep Al-Qur'an dikenal dengan istilah qaulan sadidan. Kata KunciEtika, Komunikasi The concept of communication is not only concerned with the problem of how to speak effectively but also the ethics of speech. Since entering the reform era, the people of Indonesia are in a euphoric atmosphere, free to talk about anything, to anyone, in any way. The Quran calls the communication as one of human nature. To find out how humans seharusya communicate. The Qur'an gives the keyword keyconcept yag associated with it. Al-Syaukani, for example, define the keyword al-bayan as the ability to communicate. In addition, the keywords used for communication Qur'an is al-qaul. Democracy which legitimize the presence of diversity plurality of course must be practiced to the realm of politics and power. That requires a tool to deliver the bargaining process and consensus among the existing social and political components. The instrument is political communication. Political ethics required continuously in the process of political communication in the middle of the current democratic transition in which the direct political ethics to live well together and for others within the framework of expanding the scope of freedom and creating institutions fairer. Perhaps it can be understood in political communication, the ethical values of democracy still put forward and they will maintain a commitment to prioritize the public interest. The command said in the Qur'an and Hadith become an indication obligatory for Muslims to apply the nature of honesty and true are the words of the Qur'an concept known as qaulan sadidan. KeywordsEthics, Communication
Keluarga merupakan kelompok sosial yang terkecil dalam masyarakat. Keluarga dapat dibentuk dengan terlebih dahulu melakukan pernikahan. Oleh karena itu pernikahan dilakukan agar mewujudkan keharmonisan keluarga. Keharmonisan keluarga akan menjadi cita-cita bagi setiap pasangan suami istri. Untuk mewujudkannya maka diperlukan pemahaman dan pengertian dari masing-masing pasangannya. Penelitian yang dilakukan oleh Chuang Chuang, 2005 272-291. menyebutkan bahwa kesejahteraan dan keharmonisan keluarga dapat dilihat dari harapan peran dan saling melengkapi antar anggota keluarga. Walaupun keluarga harmonis menjadi yang didambakan namun pada kenyataannya dalam berkeluarga tidak selalu berjalan dengan baik. Persoalan komunikasi menjadi salah satu alasan utama ketidakharmonisan dalam rumah tangga, data yang diperoleh Depkumham 2011 menunjukan adanya peningkatan KDRT dari tahun 2001 sampai dengan 2007. Kemudian perceraian yang terjadi pada tahun 2010 merupakan yang tertinggi dalam kurun 5 tahun terakhir, Hal tersebut disebabkan karena konflik komunikasi, ekonomi, dan kebutuhan psikologis. Padahal salah satu fungsi komunikasi dalam hubungan keluarga adalah untuk mempererat hubungan dengan orang lain atau sebaliknya. Komunikasi sangat penting dalam hubungan keluarga, sebab tanpa komunikasi hubungan-hubungan yang akrab tidak dapat terjalin. Pada saat ini, fenomena komunikasi memiliki relevan yang teramat kuat bagi berlangsung dan lestarinya sistem kehidupan rumah tangga seseorang. To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the author.... Yang mana bahan pernyataan itu adalah pikiran dan perasaan seseorang yang disalurkan dengan menggunakan bahasa yang sesuai Effendy, 2003. Secara sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan Lubis, 2019. ...Vitria Dewi RsMuhammad JunaidiUsrial HuseinThis research is motivated by the development of increasingly sophisticated technology, making it easier to deliver dakwah messages through this technology. Currently, da'wah is not only carried out on the pulpit but has penetrated social media and cinema. This is what prompted the author to conduct research on the Nilep Short Movie produced by Ravacana Films. This study aims to determine how the meaning, connotations and myths contained in the Nilep Short Movie and to find out what da'wah messages are contained in the Nilep Short Movie. This research uses descriptive qualitative research methods. This research uses observation and documentation data collection techniques, by applying a data analysis technique, namely semiotic analysis using the Roland Barthes model. By using this semiotic analysis model of Roland Bartes, the writer can find out the meaning of denotation, connotation and myths, as well as the da'wah messages contained in the Nilep Short Movie. The result, the writer found that the object of semiotic analysis research are image/visual, shot type and sound/audio. The writer also finds denotative meanings, connotative meanings and myths contained in the Nilep Short Movie. The author also found several da'wah messages in the short movie, namely please help, be grateful, empathize, do not repay evil for evil as well, reject munkar, do not steal, hasten good deeds, check the truth of information, say and answer greetings, and ask for sorry and forgive. Finally, the writer recommends readers to watch and retrieve the da'wah messages contained in the Nilep Short Movie.... When communication occurs between people of different nationalities, racial groups, or language communities, this communication is called intercultural communication Heryadi and Silvana, 2013. In this case, if there is communication between people who come from different cultures, then that's when intercultural communication occurs Lubis, 2019. ...Fajar WajduCommunication is understood as a process of interaction between two or more individuals exchanging information using symbols so there is a mutual understanding between them. Every communication phenomenon requires a relationship between individuals or more who exchange information with the aim of conveying a message so each of the involved parties can understand each other. Thus, intercultural dialogue refers to a fact of communication in which participants with different cultural backgrounds are involved in a contact with one another, either directly or indirectly. The teachings of Islam as a religion that loves peace also recognize the existence of cultural diversity as a necessary thing. So Islam teaches its people to always build deep interactions lita'arafu between different cultural elements. It is, a dialogical attitude, an attitude of openness to build communication to all cultural elements that surround it. Nation, tribe and ethnicity, beside to religion, is one of the cultural elements that confirms the identity of human groups. These three cultural elements make people feel as part of a certain group and at the same time it makes them feel different from certain groups. Surah al-Hujurat verse 13 acknowledges human diversity. Even though we are both Adam's children and grandchildren, born from the same ancestor, we are aware that we are different both as a nation, ethnicity, race, and as part of a certain religion. Humans by nature always attach their identity to certain groups of people because of the similarity of characteristics. For example, the similarity of language, tribe, race, ethnicity, religion, history and residence. For this reason, the surah al-Hujurat verse 13 recognizes cultural diversity. As humans are culturally diverse, humans must know each other li taarafu or build a dialogical attitude on the top of the diversity that surrounds them.... Dengan adanya komunikasi sebagai alat pemersatu antara satu individu dengan yang lainnya yang memiliki latar belakang budaya berbeda, maka pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan tidak akan mengalami miscommunication atau misinterpretation. Tentunya hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh Stewart L. Tubis bahwa yang dinamakan komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang berbeda budaya Lubis, 2019. Demikian pula Charley H. Dood mempertegas pendapat tersebut dengan mengatakan bahwa komunikasi antar budaya mencakup segala hal baik dari peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antar pribadi, bahkan kelompok dengan catatan adanya penekanan pada perbedaan latar belakang budaya yang mempengaruhi perilaku komunikasi pesertanya Siahaan & Junaidi, 2020. ...Niken SeptantiningtyasSulusiyah SulusiyahPondok Pesantren Nurul Jadid sebagai sentralisasi mini kehidupan masyarakat merupakan gambaran hidup yang penuh dengan keberagaman. Perbedaan yang ada terkadang menimbulkan permasalahan dan dilematisme tersendiri. Oleh karena itu tujuan penelitian ini diarahkan untuk memahami pola komunikasi, penghambat serta pendukung komunikasi antar budaya. Penelitian dilakukan pada bulan September 2021. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan Teknik pengumpulan data yang diperoleh dari observation participant, deep interview dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 komunikasi antar budaya dapat berjalan dengan baik melalui pemahaman sosial yang terbangun dengan baik 2 bahasa yang menjadi pemersatu di antara para santri adalah bahasa Indonesia 3 pola komunikasi yang digunakan oleh para santri adalah pola komunikasi sirkular dan linear 4 faktor penghambat dalam komunikasi antar budaya ini selain dipengaruhi oleh psikologi, ekologi, dan mekanis adalah berasal dari faktor budaya serta penerapan sikap toleransi terhadap budaya lain merupakan faktor pendukung dalam komunikasi antar budaya ini. Fred E. JandtBy Fred E. textbook challenges students to develop cultural competency by developing an understanding of how we perceive and react to cultural rules – not only those of others, but also our own. Going beyond an "American" assessment of the field, this textbook assumes that no culture is privileged over another, be that culture from across the globe or a subculture or subgroup around the corner. Issues of identity, nationality, assimilation, and inter-group relations promote appreciation of diversity among Agama Islam. Rajawali pers JakarataMohammad AliDaudAli, Mohammad Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. Rajawali pers Antarmanusia. Kuliah Dasar. Professional Books JakartaJoseph A DevitoDevito, Joseph A. 2010. Komunikasi Antarmanusia. Kuliah Dasar. Professional Books Komunikasi AntarbudayaAlo LiliweriLiliweri, Alo. 2003. Dasar-Dasar Komunikasi PurwasitoPurwasito, Andrik. Multikultural. Universitas Muhammadiyah Surakarta Communication Konteks-konteks KomunikasiL StewartSylvia Tubbs DanMossStewart L. Tubbs dan Sylvia Moss. 1996. Human Communication Konteks-konteks Komunikasi. Remaja Rosdakarya Bandung.
AYAT – AYAT AL-QURAN DAN HADIST TENTANG KOMUNIKASI ISLAM D I S U S U N OLEH 1. AHMAD TARMIZI TANJUNG 1430100004 2. ALI USMAN BATUBARA 1430100005 DOSEN PEMBIMBING MOHD. RAFIQ JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANGSIDIMPUAN 2016 KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. Atas segala nikmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik kepada dosenpembimbing sebagai tugas untuk memenuhi Tugas mata kuliah. Adapun judul makalah ini adalah Memahami Ayat-Ayat dan Hadis Tentang komunikasi dalam Islam. Penulis menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu hasil karya tulis ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan dari saudara-saudara yang membaca dan ingin maju. Akhir kata saya berharap apa yang saya tulis ini dapat berguna bagi kita semua, amin. Wassalamu alaikum Padangsidimpuan, November 2016 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................ i DAFTAR ISI............................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................ 1 BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 2 A. Pengertian Komunikasi................................................................. 2 BAB III PENUTUP.................................................................................... 18 A. Kesimpulan...................................................................................... 18 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan, komunikasi sangatlah penting kegunaan dan pengaruhnya dalam segala aspek bidang, baik manusia sebagai hamba, anggota masyarakat, anggota keluarga dan manusia sebagai satu kesatuan yang universal. Tanpa kita sadari atau kita sadari kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari yang namanya komunikasi baik secara lisan, tulisan dan isyarat lambang-lambang dan gerak tubuh. Sebagai seorang muslim sangat baik jika kita menggunakan komunikasi yang Islami, yaitu komunikasi berakhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-Quran dan Hadis sunah Nabi. Komunikasi dalam Islam adalah proses penyampaian pesan-pesan secara baik dan benar dengan menggunakan etika, Dengan pengertian demikian, maka komunikasi dalam Islam menekankan pada unsur pesan message, yakni risalah atau nilai-nilai Islam, dan cara how,dalam hal ini tentang gaya bicara dan penggunaan bahasa retorika. dalam Al-Quran dan Al-Hadits ditemukan berbagai panduan agar komunikasi berjalan dengan baik dan efektif. Kita dapat mengistilahkannya sebagai kaidah, prinsip, atau etika berkomunikasi dalam perspektif Islam. BAB II PEMBAHASAN Pertukaran pesan dari seseorang kepada orang lain melalui media dan metode tertentu dengan harapan adanya persamaan perspektif atau pemahaman akan pesan tersebut, kendatinya sudah dilakukan manusia sejak lahir bahkan sejak masih dalam kandungan. Misal, kandungan yang normal, posisi kepala bayi berada dibawah menandakan mendekati kelahiran atau siap lahir. Dalam perspektif agama, secara gampang manusia bisa menjawab bahwa Tuhan-lah yang mengajari kita berkomunikasi, menggunakan akal dan kemampuan bahasa yang dianugerahkan-Nya kepada kita. Seperti dalam QS Ar-Rahman ayat 1-4; ß`»oH÷q§9$ ÇÊÈ zN¯=tæ tbuäöàø9$ ÇËÈ šYn=y{ z`»¡SM}$ ÇÌÈ çmyJ¯=tã tb$u‹t6ø9$ ÇÍÈ Artinya “Tuhan yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan Al-Quran. Dia menciptakan manusia, yang mengajarinya pandai berbicara. ”[1] Terbisa berkomunikasi belum berarti sudah mampu memahami komunikasi. Memahami komunikasi khususnya komunikasi manusia berarti memahami apa yang terjadi selama komunikasi berlangsung, mengapa komunikasi terjadi, akibat-akibat apa yang terjadi, dan apa yang dapat diperbuat untuk memengaruhi dan memaksimumkan hasil-hasil dari kejadian tersebut. Yang menjadi perhatian dalam makalah ini adalah bagaimana komunikasi dibangun dengan prinsip-prinsip yang dalam hal ini dikaitkan dengan hadits. Apabila ditelisik kebelakang, hadits dalam hal ini juga merupakan sebuah produk atau hasil komunikasi, yaitu komunikasi yang melibatkan Rasulullah, para Sahabat, para perawinya, percetakan, dan sebagainya hingga terbentuklah kitab-kitab atau buku-buku yang memuatnya. Dalam kamus Bahasa Indonesia, prinsip adalah asas, kebenaran yang menjadi pokok dasar orang berfikir, bertindak, dan sebagainya. Prinsip merupakan petunjuk arah layaknya kompas. Kita bisa berpegangan pada prinsip - prinsip yang telah disusun dalam menjalani hidup tanpa harus kebingungan arah karena prinsip bisa memberikan arah dan tujuan yang jelas pada setiap hal. Komunikasi berasal dari kata Latin “communis” yang berarti sama. Harold Lasswell menggambarkan komunikasi sebagai berikut Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Yang berarti Siapa, Mengatakan Apa, Dengan Saluran Apa, Dengan Siapa, Dengan Pengaruh Bagaimana.[2] Dari konsep Lasswell tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang komunikator menyampaikan suatu pesan melalui media tertentu kepada orang lain komunikan dengan harapan adanya suatu efek dari proses tersebut. Atau digambarkan sebagai berikut 1. Komunikator Pesan Media Komunikan Efek Dikaitkan dengan hadits, Hadis komunikasi adalah perkataan, perbuatan maupun persetujuan Nabi SAW. yang berkaitan dengan proses yang menjelaskan 'siapa' mengatakan 'apa' dengan 'saluran' apa, 'kepada siapa', dan 'dengan akibat apa' atau 'hasil apa'. Komunikator bisa seseorang atau lembaga, begitu pula dengan komunikan. Pesan bisa diwujudkan dalam bentuk simbol-simbol yang telah disepakati bersama, baik verbal maupun nonverbal. Sejauh ini, media yang digunakan oleh manusia juga berbagai macam, dari yang elektronik maupun tradisional. Semakin banyak definisi dan kategorisasi yang diungkapkan oleh para ahli, semakin membuat makna komunikasi tidak jelas. Semua aktivitas sehari-hari yang dilakukan manusia dapat dikategorikan sebagai bentuk komunikasi. Baik dengan seseorang interpersonal, banyak orang kelompok, atau bahkan dengan dirinya sendiri intrapersonal. Al-Qur’an juga memberi sinyal mengenai tata cara komunikasi yang baik. * ×Aöqs% Ô$rã÷è¨B îotÏÿøótBur ׎öyz `ÏiB 7ps%y‰¹ !$ygãèt7÷Ktƒ “]Œr& 3 ª!$ur ;ÓÍ_xî ÒOŠÎ=ym ÇËÏÌÈ Artinya "Perkataan yang baik dan pemberian ma`af lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan perasaan si penerima. Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun." Al-Baqarah 263. Prinsip atau etika komunikasi dalam Al-Qur’an a Prinsip Qaulan Baligha قَوْلًا بَلِيغًا / Perkataan yang membekas pada jiwa QS. An Nisa ayat 63 y7Í´¯»s9'ré& šúïÉ‹©9$ ãNn=÷ètƒ ª!$ $tB ’Îû óOÎhÎ/qè=è% óÚÌôãr'sù öNåk÷]tã öNßgôàÏãur è%ur öNçl°; þ_Îû öNÎhÅ¡àÿRr& Kwöqs% $ZóŠÎ=t/ ÇÏÌÈ Artinya 63. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan Katakanlah kepada mereka Perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. Qaulan baligha artinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah straight to the point, dan tidak berbelit-belit atau bertele-tele. b Prinsip Qaulan Karimaقَوْلًا كَرِيمًا / Perkataan yang mulia QS. Al Isra’ ayat 23 * 4ÓÓs%ur y7•/u žwr& ÿr߉ç7÷ès? HwÎ çn$ƒÎ Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $Z»¡ômÎ 4 $¨BÎ £`tóè=ö7tƒ x8y‰YÏã uŽy9Å6ø9$ !$yJèd߉tnr& ÷rr& $yJèdŸxÏ. Ÿxsù às? !$yJçl°; 7e$é& Ÿwur $yJèdöpk÷]s? è%ur $yJßg©9 Zwöqs% $VJƒÌŸ2 ÇËÌÈ Artinya 23. Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia[850]. Qaulan karimah adalah perkataan yang mulia, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, enak didengar, lemah-lembut, dan bertatakrama. c Prinsip Qaulan Maysura قَوْلًا مَيْسُورًا / Perkataan yang ringan QS. Al Isra’ ayat 28 $¨BÎur £`ÊÌ÷èè? ãNåk÷]tã uä!$tóÏGö/$ 7puH÷qu `ÏiB y7Îi/¢ $ydqã_ös? àsù öNçl°; Zwöqs% YqÝ¡øŠ¨B ÇËÑÈ Artinya 28. Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, Maka Katakanlah kepada mereka Ucapan yang pantas[851]. Qaulan maisura artinya perkataan yang mudah diterima, dan ringan, yang pantas, yang tidak berliku-liku. d Prinsip Qaulan Ma’rufaقَوْلًا مَعْرُوفًا / Perkataan yang baik QS. Al Ahzab ayat 32 uä!$¡ÏY»tƒ ÄcÓÉ<¨Z9$ ¨ûäøó¡s9 7‰tnr'Ÿ2 z`ÏiB Ïä!$¡ÏiY9$ 4 ÈbÎ ¨ûäøø‹s¨?$ Ÿxsù z`÷èŸÒøƒrB ÉAöqsø9$$Î/ yìyJôÜuŠsù “Ï%©!$ ’Îû ¾ÏmÎ7ù=s% ÖÚttB z`ù=è%ur Zwöqs% $]ùrã÷è¨B ÇÌËÈ Artinya 32. Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk[1213] dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya[1214] dan ucapkanlah Perkataan yang baik, Qaulan Ma’rufa bermakna pembicaraan yang bermanfaat dan menimbulkan kebaikan. Dalam beberapa konteks dijelaskan, bahwa qaul ma'ruf adalah perkataan yang baik, yang menancap ke dalam jiwa, sehingga yang diajak bicara tidak merasa dianggap bodoh safih; perkataan yang mengandung penyesalan ketika tidak bisa memberi atau membantu; Perkataan yang tidak menyakitkan dan yang sudah dikenal sebagai perkataan yang baik. e Prinsip Qaulan Layyina قَوْلًا لَيِّنًا / Perkataan yang lembut QS. Thaha ayat 43-44 !$t6ydøŒ$ 4’n<Î tböqtãöÏù ¼çm¯RÎ 4ÓxösÛ ÇÍÌÈ Ÿwqàsù ¼çms9 Zwöqs% $YYÍh‹©9 ¼ã&©yè©9 ã©.x‹tFtƒ ÷rr& 4Óy´øƒs† ÇÍÍÈ Artinya 43. Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, Sesungguhnya Dia telah melampaui batas; 44. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut". Qaulan Layina berarti pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati maksudnya tidak mengeraskan suara, seperti membentak, meninggikan suara. f Prinsip Qaulan Sadida قَوْلًا سَدِيدًا QS. An Nisa ayat 9 ÷‚u‹ø9ur šúïÏ%©!$ öqs9 ô`ÏB óOÎgÏÿù=yz ZpƒÍhèŒ $¸ÿ»yèÅÊ qèù%s{ öNÎgøŠn=tæ qàGu‹ù=sù ©!$ qä9qàu‹ø9ur Zwöqs% ´‰ƒÏ‰y™ ÇÒÈ Artinya 9. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar. Moh. Natsir dalam Fiqhud dakwahnya mengatakan bahwa, Qaulan Sadida adalah perkataan lurus tidak berbeli-belit, kata yang benar,keluar dari hati yang suci bersih, dan diucapkan dengan cara demikian rupa, sehingga tepat mengenai sasaran yang dituju yakni sehingga panggilan dapat sampai mengetuk pintu akal dan hati mereka yang di hadapi.[3] 2. Prinsip-prinsip Komunikasi Deddy Mulyana membagi prinsip-prinsip komunikasi dalam 12 prinsip. [4] a Prinsip 1 Komunikasi adalah Suatu Proses Simbolik Salah satu kebutuhan pokok manusia, adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Ernst Cassier mengatakan bahwa keunggulan manusia atas makhluk lainnya adalah keistimewaan mereka sebagai animal symbolicum. Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan kelompok orang. Lambang meliputi kata-kata pesan verbal, perilaku nonverbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama. Kemampuan manusia menggunakan lambang verbal memungkinkan perkembangan bahasa dan menangani hubungan antara manusia dan objek baik abstrak maupun nyata tanpa kehadiran manusia dan objek tersebut. Lambang adalah salah satu kategori tanda. Hubungan antara tanda dengan objek dapat juga direpresentasikan oleh ikon dan indeks. Ikon adalah suatu benda fisik yang menyerupai yang direpresentasikannya. Representasi ini ditandai dengan kemiripan. Contoh foto di KTP adalah icon dari diri kita. Indeks adalah suatu tanda yang secara alamiah merepresntasikan objek lainnya. Istilah lain yang sering digunakan untuk indeks adalah sinyal signal, yang dalam bahasa sehari-hari disebut juga gejala symptom. Indeks muncul berdasarkan hubungan antara sebab akibat yang punya kedekatan eksistensi. Contoh asap merupakan indeks api. Lambang mempunyai beberapa sifat seperti berikut ini - Lambang bersifat sembarang, manasuka atau sewenang-wenang. Apasaja bisa dijadikan lambang, bergantung pada kesepakatan bersama. Alam tidak memberikan penjelasan kepada kita mengapa manusia menggunakan lambang-lambang tertentu untuk merujuk pada hal-hal tertentu baik yang konkret atau pun yang abstrak. - Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna; kita-lah yang memberikan makna pada lambang. Makna sebenarnya ada dalam kepala kita, bukan terletak pada lambang itu sendiri. Persoalan akan timbul bila para peserta komunikasi tidak memberi makna yang sama pada suatu kata. Dengan kata lain, tidak ada hubungan yang alami antara lambang dengan referent objek yang ditujunya. - Lambang itu bervariasi. Lambang itu bervariasi dari sudut budaya ke budaya lain, dari suatu tempat ke tempat lain, dan dari suatu konteks waktu ke konteks waktu yang lain serta maknanya dapat berubah. عن عا ىشة ام المؤمنين رضى الله عنها ان الحرث بن هشام رضى الله عنه سآل رسول الله ص م فقال بارسول الله كيف يآتيك الوحى فقال رسول الله ص م احيا نا يآتيني مثل صلصلة الحرسس وهواشده على فيفصم عنى وقدوعيت عنه ماقال. واحيانايتمثل لى الملك رجل فيكلمنى فآعى مايقول “Dari Aisyah, ibu orang-orang mukmin berkata “Bahwa sesungguhnya Haris bin Hisyam RA. bertanya kepadaa Rasulullah SAW. Bagaimanakah caranya wahyu datang kepada tuan? Jawab Rasulullah Kadang-kadang wahyu datang kepadaku sebagai bunyi lonceng; itulah yang sangat berat bagiku. Setelah ia berhenti, aku telah mengerti apa yang dikatakannya. Kadang-kadang malaikat merupakan dirinya padaku sebagai seorang laki-laki, lantas dia berbicara kepadaku, mana aku mengerti apa yang dibicarakannya.” HR. Buchori[5] Dalam hadits tersebut pesan disampaikan dalam berbagai simbol, akan tetapi apabila komunikan paham yang dimaksudkan komunikator, tidak akan menjadi masalah. b Prinsip 2 Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi Kita tidak dapat tidak berkomunikasi We cannot not communicate. Tidak berarti bahwa semua perilaku adalah komunikasi. Komunikasi terjadi bila seseorang memberikan makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri. Misal, apabila seseorang tersenyum maka ia ditafsirkan atau dimaknai sedang bahagia. حديث ابى هريرةرضى الله عنه, قال نهى ان يصلى الرجل مختصرا “Hadits Abu Hurairah RA. dimana ia berkata “Seseorang dilarang untuk mengerjakan shalat dengan meletakkan tangan di pinggang.” HR. Buchori[6] Perilaku meletakkan tangan di pinggang’, pada saat mengerjakan shalat, dilarang karena memiliki arti lain. Misal, ekspresi nantang’, atau melawan’ yang ada dihadapannya, yaitu Allah SWT. c Prinsip 3 Komunikasi Punya Dimensi Isi dan Dimensi Hubungan Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga mengisyaratkkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu, dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Tidak semua orang menyadari bahwa pesan yang sama bisa ditafsirkan berbeda bila disampaikan dengan cara berbeda. Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan sedangkan dimensi hubungan merujuk kepada unsur-unsur lain termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. Pengaruh suatu pesan juga akan berbeda bila disajikan dengan media yang berbeda. عن عا ىشة ام المؤمنين رضى الله عنها ان الحرث بن هشام رضى الله عنه سآل رسول الله ص م فقال بارسول الله كيف يآتيك الوحى فقال رسول الله ص م احيا نا يآتيني مثل صلصلة الحرسس وهواشده على فيفصم عنى وقدوعيت عنه ماقال. واحيانايتمثل لى الملك رجل فيكلمنى فآعى مايقول “Dari Aisyah, ibu orang-orang mukmin berkata “Bahwa sesungguhnya Haris bin Hisyam RA. bertanya kepadaa Rasulullah SAW. Bagaimanakah caranya wahyu datang kepada tuan? Jawab Rasulullah Kadang-kadang wahyu datang kepadaku sebagai bunyi lonceng; itulah yang sangat berat bagiku. Setelah ia berhenti, aku telah mengerti apa yang dikatakannya. Kadang-kadang malaikat merupakan dirinya padaku sebagai seorang laki-laki, lantas dia berbicara kepadaku, mana aku mengerti apa yang dibicarakannya.” HR. Buchori[7] Hadits tersebut juga menunjukkan bagaimana cara menghadapi komunikan dan menanggapi komunikator. Tidak mungkin manusia biasa bisa memahami apa yang disampaikan oleh malaikat. d Prinsip 4 Komunikasi Itu Berlangsung Dalam Berbagai Tingkat Kesengajaan Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesengajaan, dari komunikasi yang tidak sengaja sama sekali misal ketika kita melamun sementara orang memperhatikan anda hingga komunikasi yang benar-benar direncanakan dan disadari ketika kita menyampaikan suatu pidato. Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. Meskipun kita sama sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku kita potensial untuk ditafsirkan atau tidak menafsirkan perilaku kita. Dalam berkomunikasi, kesadaran kita lebih tinggi dalam situasi khusus terlebih dalam situasi rutin. Dalam komunikasi sehari-hari terkadang kita mengucapkan pesan verbal yang tidak kita sengaja. Namun lebih banyak pesan nonverbal yang kita tunjukan tanpa kita sengaja. Komunikasi telah terjadi bila penafsiran telah berlangsung. Terlepas dari kesengajaan atau tidak. Jadi, niat kesengajaan bukanlah syarat mutlak bagi seseorang untuk berkomunikasi. حديث ابى هريرة قال قال رسول الله ص م من كان يؤمن با لله وا ليوم الا خر فلا يؤذ جاره, و من كان يؤمن با لله وا ليوم الا خرفليكرم ضيفه, و من كان يؤمن با لله وا ليوم الا خرفليقل خيرا اوليصمت “Hadits Abu Hurairah dimana ia berkata Rasulallah SAW. bersabda “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah ia mengganggu tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam saja.”HR. Bukhori-Muslim[8] Jadi, apabila seseorang tidak berniat untuk mengungkapkan hal-hal baik atau yang bermanfaat lebih baik diam saja. e Prinsip 5 Komunikasi Terjadi Dalam Konteks Ruang dan Waktu Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik atau ruang, waktu, sosial, dan psikologis. Lelucon yang lazim dipercakapkan ditempat hiburan, serasa kurang sopan bila dikemukakan dimasjid. Waktu juga memengaruhi makna terhadap suatu pesan, misalnya orang menelpon dini hari dengan siang hari akan berbeda. Kehadiran orang lain, sebagai konteks sosial juga akan memengaruhi orang-orang berkomunikasi, misalnya dua orang yang berkonflik akan canggung jika ada disituasi berdua tidak ada orang, namun dengan adanya orang ketiga, keeadaan akan bisa lebih mencair. Suasana psikologis peserta komunikasi tidak pelak memengaruhi suasana komunikasi. حديث عبداللهبن عمرورضى الله عنهما ان رجلاسآل النبى صلى الله عليه وسلم اى الا سلا م خير؟ قال تطعم الطعا م وتقرآ السلام على من عرفت ومن لم تعرف. ”Hadits Abdullah bi Amr ra. Bahwasanya ada seorang bertanya kepada Nabi SAW. “Apakah yang baik dalam Islam?.” Beliau bersabda “kamu memberikan makanan, dan mengucapkan salam kepada orang yang sudah kamu kenal maupun orang yang belum kamu kenal.” HR. Buchori حديث ابى موسى رضى الله عنه قال قالوايا رسول الله اى الا سلا م افضل؟ قال من سلم المسلمون من لسا نه ويده. “Hadits Abu Musa RA. dimana ia berkata “Para Sahabat bertanya “Wahai Rasulallah, apakah yang utama dalam Islam?”, beliau menjawab “Orang yang kaum muslimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” HR. Buchori[9] Kedua hadits tersebut sama-sama membahas mengenai Siapa yang utama atau baik dalam Islam’, tetapi Rasulullah menjawab dengan jawaban yang berbeda sesuai dengan konteksnya. f Prinsip 6 Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Artinya, orang-orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespons. Prediksi ini tidak selalu disadari, dan sering berlangsung cepat. Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya. Prinsip ini mengasumsikan bahwa hingga derajat tertentu ada keteraturan pada perilaku komunikasi manusia, dengan kata lain perilaku manusia minimal secara parsial dapat diramalkan. Contoh, tidak mungkin seorang istri menampar suaminya sepulang kerja tanpa sebab apapun. عن عبدالله بن عمروقال تخلف النبى ص م فى سفرةسا فرنا ها فآدركناوقدارهقتنا ا لصلا ةونحن نتوضآفجعلنا نمسح على ارجلنا فنا دى بآعلى صوته وبل للا عقا ب من النارمرتين اوثلا ثا Dari Abdullah bin Amr bin Ash katanya “Terlambat Nabi dalam suatu perjalanan. Ketia beliau sampai ditempat kami, kebetulan waktu sembahyang telah tiba, dan kami sedang berwudhu. Kami membasuh kaki dengan tidak secukupnya. Lalu Nabi berteriak sekeras-keras suaranya ”Celakalah tumit yang kena api neraka”. Dua atau tiga kali beliau teriak seperti itu.” HR. Buchori[10] Dari hadits tersebut menunjukkan bahwa prediksi komunikasi telah dibentuk baik oleh Nabi ataupun kaumnya. sampaikan bisa lebih efektif. g Prinsip 8 Semakin Mirip Latar Belakang Sosial Budaya Semakin Efektiflah Komunikasi Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya orang-orang yang sedang berkomunikasi, yaitu adanya persamaan persepsi akan suatu hal. Semakin banyak persamaan antara komunikator dan komunikan, maka komunikasi yang berlangsung lebih mudah, karena keberanekaragaman pesan dimengerti keduanya. h Prinsip 9 Komunikasi Bersifat Nonsekuensial Meskipun terdapat banyak model komunikasi, sebenarnya komunikasi manusia dalam bentuk dasarnya bersifat dua arah. Beberapa pakar komunikasi mengakui sifat sirkuler atau dua arah komununikasi ini. Komunikasi sirkuler ditandai dengan beberapa hal berikut 1. Orang-orang yang berkomunikasi dianggap setara. 2. Proses komunikasi berjalan timbal balik dua arah. 3. Dalam praktiknya, kita tidak lagi membedakan pesan dengan umpan balik. 4. Komunikasi yang terjadi sebenarnya jauh lebih rumit. Pada dasarnya, unsur tersebut tidak berdada dalam suatu tatanan yang bersifat linier, sirkuler, helikal atau tatanan lainnya. Unsur-unsur proses komunikasi boleh jadi beroprasi dalam suatu tatanan tadi, tetapi mungkin pula, setidaknya sebagian, dalam suatu tatanan yang acak. عن ابى هريرة قال قال رسول الله ص م حق المسلم على المسلم ست. قيلوماهن يارسول الله؟ قال اذا لقيته فسلم عليه, واذادعاك فاجبه, واذا استنصحك فانصحه, و اذا عطس فحمد الله فشمته, واذا مرض فعده, واذا مات فاتبعه رواه مسلم Dari Abu Hurairah, ia berkata telah bersabda Rasulullah SAW haq muslim atas muslim lainnya ada enam perkara. Para sahabat bertanya, Apa saja wahai Rasulallah?’beliau menjawab apabila kau bertemu dengannya, hendaklah engkau beri salam kepadanya, apabila ia mengundangmu, hendaklah engkau memenuhinya, dan apabila ia minta nasihat kepadamu, hendaklah engkau menasihati dia, dan apabila ia bersin lalu memuji Allah megucapkan Alhamdulillah, maka jawablah dengan mengucapkan yarhamukallah, dan apabila ia sakit, hendaklah engkau menjenguk dia, dan apabila ia meninggal dunia, hendaklah engkau antarkan jenazahnya.” HR. Muslim[11] Hadits diatas merupakan salah satu contoh komunikasi yang terjadi dua arah, yaitu antara Rasulullah dan para sahabat. i Prinsip 10 Komunikasi Bersifat Prosesual, Dinamis, dan Transaksional Komunikasi tidak mempunyai awal dan akhir, melainkan merupakan proses yang sinambung continues. Dalam proses komunikasi, para peserta komunikasi saling memengaruhi, seberapa kecil pun pengaruh itu, baik lewat komunikasi verbal maupun nonverbal. Implikasi dari komunikasi sebagai proses yang dinamis dan transaksional adalah bahwa para peserta komunikasi berubah dari sekedar berubah pengetahuan hingga berubah pandangan dunia dan perilakunya. Implisit dalam proses komunikasi sebagai transaksi ini adalah proses penyadian encoding dan penyadian balik decoding. Perspektif transaksional memberi penekanan pada dua sifat peristiwa komunikasi, yaitu serentak dan saling memengaruhi para pesertanya menjadi saling bergantung dan komunikasi mereka hanya dapat dianalisis berdasarkan konteks peristiwanya. حديث انس عن عبدالعزيزو قا ل سآ ل رجل انسا, ماسمعت نبى الله ص م فى الثوم؟ فقا ل قال النبى ص م من اكل من هذه الشجرة فلا يقربنا, او لايصلين معنا. “Hadits Anas, dari Abdul Aziz dimana ia berkata “ada seseorang bertanya kepada Anas “Apakah yang kamu dengar dari Nabi SAW. mengenai bawang putih?”. Ia berkata “Nabi SAW. bersabda “Barangsiapa yang makan pohon ini maka janganlah ia mendekat kepada kamu”, atau “janganlah ia shalat bersama kami.”HR. Buchori[12] Dari hadits diatas, menunjukkan adanya komunikasi yang berjalan prosesual, irreversibel, dan transaksional. j Prinsip 11 Komunikasi Bersifat Irreversibel Sekali kita mengirimkan suatu pesan, kita tidak dapat mengendalikan pengaruh pesan tersebut bagi khalayak apalagi menghilangkan efek pesan tersebut sama sekali. Sifat irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai suatu proses yang selalu berubah. Prinsip ini seharusnya menyadarkan kita bahwa kita harus berhati2 untuk menyampaikan suatu pesan kepada orang lain, sebab efeknya tidak bisa ditiadakan sama sekali. إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيهَا يَهْوِى بِهَا فِى النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ “Sesungguhnya ada seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dipikirkan bahayanya terlebih dahulu, sehingga membuatnya dilempar ke neraka dengan jarak yang lebih jauh dari pada jarak antara timur dan barat.” HR. Muslim Untuk itu hendaklah kita selalu memikirkan manfaat dan madharat pesan yang kita lontarkan kepada orang lain komunikan. k Prinsip 12 Komunikasi Bukan Panasea Untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah Banyak persoalan dan konflik antar manusia disebabkan oleh masalah komunikasi. Namun komunikasi itu sendiri bukanlah panasea obat mujarab untuk menyelesaikan persoalan atau konflik itu. Karena persoalan atau konflik tersebut mungkin berkaitan dengan masalah struktural. Agar komunikasi efektif, kendala struktural ini juga harus diatasi. عن ابي ايوب ان رسول الله ص قال لا يحل لمسلم اع يهجر اخاه فوق ثلاث ليل يلتقيان, فيعرض هذا, و يعرض هذا, و خيرهما الذي يبداً باالسلام. متفق عليه Dari Abi Ayyub, bahwasannya Rasulullah saw telah bersabda “tidak halal bagi seorang muslim tidak damai dengan saudaranya lebih dari tiga malam, yaitu mereka bertemu, lalu yang ini berpaling dan yang itu berpaling, tetapi orang yang paling baik diantara mereka keduanya adalah yang memulai memberi salam. HR. Muttafaqun alaih Dari hadits diatas, apabila tidak damai termasuk sebagai suatu masalah bagi orang yang terlibat, maka dengan adanya komunikasi yang diwujudkan dengan salam belum tentu bisa secara instan mendamaikan mereka, akan tetapi ini jalan yang baik. BAB III PENUTUP Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang komunikator menyampaikan suatu pesan melalui media tertentu kepada orang lain komunikan dengan harapan adanya suatu efek dari proses tersebut. Hadis komunikasi adalah perkataan, perbuatan maupun persetujuan Nabi SAW. yang berkaitan dengan proses yang menjelaskan 'siapa' mengatakan 'apa' dengan 'saluran' apa, 'kepada siapa', dan 'dengan akibat apa' atau 'hasil apa'. Deddy Mulyana membagi prinsip-prinsip komunikasi dalam 12 prinsip, yaitu komunikasi adalah suatu proses simbolik; setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi; komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan; komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan; komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu; komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi; komunikasi itu bersifat sistemik; semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi; komunikasi bersifat nonsekuensial; komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional; komunikasi bersifat irreversibel; dan komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah. Prinsip atau etika komunikasi dalam Al-Qur’an, yaitu Prinsip Qaulan Baligha قَوْلًا بَلِيغًا / Perkataan yang membekas pada jiwa; Prinsip Qaulan Karima قَوْلًا كَرِيمًا / Perkataan yang mulia; Prinsip Qaulan Maysura قَوْلًا مَيْسُورًا / Perkataan yang ringan; Prinsip Qaulan Ma’rufaقَوْلًا مَعْرُوفًا / Perkataan yang baik; Prinsip Qaulan Layyina قَوْلًا لَيِّنًا / Perkataan yang lembut; dan Prinsip Qaulan Sadida قَوْلًا سَدِيدًا. Selain di Al-Qur’an, hadits juga mengajarkan bagaimana manusia berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya. Komunikasi perlu memerhatikan siapa yang kita hadapi, apa yang akan kita sampaikan, bagaimana dan kapan menyampaikannya, serta apa yang kita harapkan. Semuanya harus sesuai dengan ajaran Islam dan Rasulullah sebagai teladannya. DAFTAR PUSTAKA Ali Abdul Halim Mahmud, Fiqhud Da’wah al Fardiyah, diterjemahkan oleh As’ad Yasin dengan judul Dakwah Fardiyah Metode Membentuk Pribadi Muslim, Jakarta Gema Insani, 1995. Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung Remaja Rosdakarya, 2001. Jum’ah Amin Abdul Aziz, Ad-Da’wah, Qawaid wa Ushul, diterjemahkan oleh Abdus Salam Masykur dengan judul Fiqih Dakwah Prinsip dan Kaidah Asasi Dakwah Islam, Solo Era Intermedia, 2005. M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, Jakarta Prenada Media, 2006. M. Ridho Syabibi, Metodologi Ilmu Da’wah Kajian Ontologis Da’wah Ikhwan Al-Safa’, Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2008. Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Al-Lu’Lu’ Wal Marjan, diterjemahkan oleh Muslich Shabir dengan judul Terjemah Al-Lu’lu’ Wal marjan, Semarang Al-Ridha, 1993. Shahih Buchari, diterjemahkan oleh Zainudin Hamidy, dengan judul [1] Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung Remaja Rosdakarya, 2001, Cet. II, Hal. 3 [4] Deddy Mulyana, Loc. Cit., [5] Shahih Buchari, diterjemahkan oleh Zainudin Hamidy, dengan judul Terjemah Shahih Buchari, Jakarta Wijaya, 1969, Hal. 13-14 [6] Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Al-Lu’Lu’ Wal Marjan, diterjemahkan oleh Muslich Shabir dengan judul Terjemah Al-Lu’lu’ Wal marjan, Semarang Al-Ridha, 1993, [7] Zainudin Hamidy, Terjemah Shahih Buchari, Jakarta Wijaya, 1969, Hal. 13-14 [8] Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Loc. Cit., [9] Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Loc. Cit., [10] Zainudin Hamidy, [11] Ali Abdul Halim Mahmud, Fiqhud Da’wah al Fardiyah, diterjemahkan oleh As’ad Yasin dengan judul Dakwah Fardiyah Metode membentuk Pribadi Muslim, Jakarta Gema Insani Press, 1995, [12] Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Loc. Cit.,